Cari Blog Ini

Kamis, 25 Maret 2010

Pesona Wanita Berjilbab



Seorang wanita berparas ayu membuat mataku enggan berlalu dari pandangan dengan pakean yang santun, dan langkah yang anggun. Cara berpakaiannya yang menarik jilbab sebagai simbol tanda yang unik. Aku tak terbiasa dengan cinta namun aku bisa merasakan hal yang berbeda saat aku berada di dekatnya aku tak mampu melihat paras kecantikannya. Ini bukan merupakan sebuah pujian atau khayalan hanya sebuah ungkapan tentang apa yang aku lihat di restoran siap saji di daerah kelapa gading Jakarta utara ketika aku makan siang bersama teman-teman sekantorku sungguh lelaki mana yang tahan melihatnya perempuan sempurna yang kulihat di depan mata mungkinkah rasa ini sia-sia.namun aku yakin aku bisa mempertahankannya.

Sudah bukan rahasia lagi kecantikan fisik merupakan salah satu nikmat dari Allah yang dikaruniakan kepada sebagian saudari kita. Misalnya saja, suatu ketika kita diberikan nikmat oleh Allah berupa harta yang sangat berharga. Tentunya kita hati-hati menjaga harta itu, melindunginya dari jamahan orang lain, tidak menghamburkan pada setiap orang, dan hanya mempergunakan di saat yang memang benar-benar tepat. Lalu, bagaimana jika kenikmatan itu berupa kenikmatan fisik, khususnya kecantikan seorang wanita?

Tubuh wanita itu indah. Pria normal pasti akan tergoda. Betapapun hebatnya pria tersebut, dia akan bertekuk lutut dihadapan wanita. Sungguh Allah telah menciptakan kelebihan dan keindahan yang tiada taranya pada hambanya. Terutama pada kaum wanita. Tapi, apakah keindahan dan kemolekan tubuh tersebut harus diperlihatkan kepada semua orang? Bagaimana seorang pria bisa tahan dengan godaan yang diperlihatkan aurat wanita kepadanya, apalagi dengan balutan busana yang minim yang mempertontonkan lekuk tubuhnya. Bukankan sudah banyak bukti pemerkosaan dan pelecehan terhadap wanita yang berawal dari terbukanya aurat. kemudian salahkah pria yang tidak mampu menahan syahwat! Maka Allah sudah memperingatkan yang tertulis di Surat Al-Ahzab ayat 59.

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”.

Dari ayat tersebut sungguh luar biasa Allah, telah memberikan aturan yang apabila kita cermati, maka aturan tersebut justru akan semakin meningkatkan derajat wanita. Aturan itu adalah bagaimana wanita harus menutupi auratnya lagi-lagi soal busana, seringkali yang dituduh sebagai penyebab ketidakcantikan seorang adalah jilbab. Dengan pakaian yang syar’i, memang bentuk tubuhnya yang langsing tak tampak lagi, mungkin bagi wanita muslim itu tidak masalah tetapi bagi wanita yang hobi memamerkan lekuk tubuhnya akan menjadi ancaman yang serius.

Jilbab tidak Mengurangi Kecantikan

Berjilbab itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia dianggap kuno tidak modis, apalagi bagi yang gemar mengumbar pandangan dianggap tidak kelihatan cantik. “Dengan berjilbab, saya jadi tetap cantik, kan?” begitulah kiranya komentar yang tepat. Tetapi kadang berjilbab hanya kerena trend tanpa tahu alasan yang sebenarnya hingga berkomentar “Ah..saya ga enak kalau ga pakai jilbab soalnya di tempat sekolah/kerjaku semua pakai jilbab, yah..ikut ajalah...” Kalau sudah berkomentar seperti itu udah salah niat dan berjilbabpun jadi sia-sia. Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijarahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka bagi para wanita janganlah merasa rendah diri dengan memakai jilbab, dan harusnya menjadi suatu kebanggaan karena hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berbusana sempurna secara islami. Bandingkan dengan yang hobi pamer tubuh mereka sudah tertutup hatinya dan tidak bisa melihat islam secara utuh.

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tapi perempuan yang mengenakan jilbab masih belum banyak, bila dibandingkan perempuan yang berpakaian biasa. Aku salut dan bangga dengan wanita yang sudah mengenakan jilbab dengan baik. Disaat sebagian besar perempuan banyak yang mengatakan belum siap atau menunggu hidayah untuk mengenakan jilbab, masih ada wanita-wanita yang dengan penuh keikhlasan mengenakan jilbab, hebaaat ya. Perempuan berjilbab itu pasti menjadi lebih anggun, lebih bersih, lebih terhormat dan lebih cantik Semua perempuan itu cantik, selanjutnya tergantung bagaimana perempuan itu menghargai kecantikanya. Kalau perempuan sudah menghargai kecantikanya, maka laki-laki juga akan menghargai perempuan dengan baik. Bukan dengan cara memperlihatkan kemolekan tubuhnya di muka umum itu sebagai bentuk kebanggaan, tapi itu suatu bentuk kenistaan.

Sori yah..kalo ada yang tersinggung dengan tulisanku......

Rabu, 24 Maret 2010

Pakaian Ketat Wanita

Tinggi semampai, tubuh padat berisi dibalut busana ketat kemeja warna putih lengan pendek dengan sedikit belahan dada terbuka di padu dengan rok mini ketat diatas lutut warna hitam tidak ketinggalan sepatu hak tinggi. Begitu indah dan asik untuk dilihat seolah mata tidak mau berpaling ke tempat lain. Itulah sedikit gambaran wanita yang sering kita jumpai, bagi yang masih berstatus mahasisiwi tidak jauh berbeda soal pakean selalu serba ketat dan seksi.

Karena keindahannya itulah, wanita sering dieksploitasi. Foto-foto wanita dimana-mana degan gaya menantang. Sedikit sekali iklan yang tidak menyertakan wanita sebagai ikonnya. Wanita dijadikan ujung tombak pemasaran sebagai stand, pramuniaga, dan public relation. Wanita menjadi industri yang menguntungkan. Majalah dengan memajang dan mengekploitasi keindahan wanita dengan busana minim. Tidak mau kalah bisnis telepon juga memanfaatkan keindahan suara wanita. Sadarkah wanita menjadi obyek yang dimanfaatkan untuk kepentingan syahwat semata atau memang kaum hawa ini sangat menikmati ?

Pakaian Ketat.

Sudah menjadi hal biasa pada jaman sekarang banyak kita jumpai wanita berbusana seksi, nyaris seperti telanjang. Artinya busana yang mereka pakai terlalu sempit dan ketat. Sebagai laki-laki normal pasti senang di sugui pemandangan yang luar biasa menarik. Kencenderungan wanita untuk tampil menarik, cantik itu hal yang wajar tetapi kalau terlalu, kesanya norak dan kurang sopan. Memang dijaman seperti sekarang berbusana yang sopan sangat mahal, dan batasan sopan sendiri sudah di samarkan yang penting mereka bisa tampil seksi, berusaha menjadi pusat perhatian tanpa peduli dengan keamanan dirinya. Bahkan sebagian terlalu memaksakan diri untuk tampil seksi, akhirnya terlihat seperti badut.

Di antara pakaian yang sedang digandrungi pemudi saat ini adalah celana dengan model hip style. Sesuai namanya, hip dalam bahasa Inggris berarti pinggul. Hip style ditandai dengan celana panjang ketat yang tak sepanjang biasanya. Jika celana panjang normal menempel di pinggang, maka model hipster disangkutkan di pinggul. Kalau dipadukan dengan kaus pendek ketat, pemakainya jelas terlihat lebih seksi. Bila mereka sedikit menunduk maaf ”pantatnya/bokongnya” akan kelihatan, iya kalo bagus, kalo tidak kan kasian, apakah itu yang di inginkan oleh mereka ?

Seperti sudah menjadi pemandangan yang biasa dimana sebagian besar wanita berkeliaran di jalan-jalan tanpa menutup aurat. Mereka keluar dari rumah-rumahnya dengan busana yang sebenarnya tidak layak disebut sebagai pakaian. Pakaian mempunyai fungsi untuk menutup aurat, melindungi tubuh dari kondisi lingkungan dan cuaca disekitarnya. Melindungi tubuh dari debu, lembab, atau kering dan dari cuaca yang senantiasa berubah panas ataupun dingin. Pakaian adalah kulit kedua manusia.

Memakai pakaian ketat hukumnya haram dalam Islam bahkan termasuk dosa besar. Wanita yang mengenakannya terancam tidak akan mencium bau Surga. Dalam hadits shahih Rasulullah saw bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْل النَّار لَمْ أَرَهُمَا : قَوْم مَعَهُمْ سِيَاط كَأَذْنَابِ الْبَقَر ، يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاس ، وَنِسَاء كَاسِيَات عَارِيَات مَائِلَات مُمِيلَات رُءُوسهنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْت الْمَائِلَة ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّة ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحهَا ، وَإِنَّ رِيحهَا لَتُوجَد مِنْ مَسِيرَة كَذَا وَكَذَا

Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah kulihat sebelumnya, sekelompok lelaki dengan cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk orang-orang dengannya; dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, mereka lenggak-lenggok ketika berjalan. Di kepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya, sedangkan baunya tercium dari jarak yang jauh. (Mukhtashar Shahih Muslim no. 1388)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir), dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan ‘Imran serta selain keduanya).

“… Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakekatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wanginya surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu).

Yang dimaksud berpakaian tapi telanjang diantaranya ialah mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulit. Mungkin juga, pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh dan bagian-bagian menggoda dari tubuh wanita hukumnya juga haram, sebab keduanya sama-sama menimbulkan fitnah. Bahkan dalam riwayat lain Rasulullah memerintahkan kita untuk melaknat wanita-wanita seperti itu karena mereka memang terlaknat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,’ yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena itu, mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Jadi kesimpulannya, memakai busana ketat amat sangat diharamkan dalam syari’at, dan ini membuktikan bahwa syari’at Islam benar-benar sempurna dan ingin melindungi umatnya dari segala bentuk fitnah dan berlaku kapan saja dan di mana saja. Tak ada satu pun dari aturannya melainkan demi kemaslahatan manusia, seperti perintah berbusana sopan lengkap dengan jilbabnya sesuai syari’at tentunya harus longgar tidak ketat dan tembus kulit, menutup aurat, dan seterusnya.

Dampak Pakaian Ketat

Berbagai penelitian membuktikan bahwa pakaian yang ketat akan menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit, dan ini sebagai bukti bahwa jauh hari mengapa Allah melarangnya. Beberapa penyakit yang di akibatkan oleh pakaian ketat.

Menganggu Kesuburan. Pakaian ketat tidak cuma haram bagi wanita, namun haram juga bagi kaum pria. Dengan berpakaian ketat, aurat yang mestinya tertutup rapi tanpa bekas justru menonjol. Selain itu, hasil riset mutakhir membuktikan bahwa kebiasaan kaum lelaki memakai celana jeans ketat dapat mengganggu kesuburan mereka. Karena bisa berakibat menurunya produksi sel sperma. Riset tersebut dikaitkan antara ketegangan syaraf dengan testis yang terkena panas. Demikian pula bila dikaitkan dengan penggunaan pakaian ketat dan obesitas (gemuk) yang berlebihan, dengan menurunnya produksi spermatozoa.

Parasthesia. Dr. Malvinder Parmar dari Timmins dan District Hospital Ontario, Kanada, menyatakan bahwa celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit Parasthesia. Istilah Parasthesia sendiri, menurut kamus kedokteran Dorland berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar, dan sejenisnya. Dalam tulisannya di Canadian Medical Associational Journal, Parmar mengaku setahun terakhir ini kedatangan cukup banyak pasien yang bisa dikategorikan sebagai korban Parasthesia. Dia sudah mengobati sedikitnya tiga wanita berusia 22-35 tahun yang mengeluhkan rasa panas di sekitar paha. Gangguan syaraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam 6 bulan terakhir.

“Mereka mengalami gejala yang sama, gatal dan panas serta kulit di sekitar paha menjadi lunak,” kata Parmar. Parasthesia gampang dikenali. Gejalanya adalah kesemutan dan lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi. Umumnya karena tertekan, infeksi maupun gangguan metabolisme. Walaupun kerusakan saraf tidak termasuk kategori serius, hal itu cukup mengganggu aktivitas korbannya. Hasil penelitian Parmar menunjukkan, kelainan itu menjadi permanen selama celana ketat sepinggul melilit di tubuh. Itu sebabnya Parmar menyarankan menjauhi segala macam pakaian ketat selama terapi.

Ancaman Jamur Selain Parasthesia, pakaian ketat juga harus mempertimbangkan faktor kesehatan kulit. banyak, gangguan saraf masih bisa sembuh tanpa bekas, tapi iritasi dan eksim? Percuma body seksi kalau belang-belang. Sejumlah ahli spesialis kulit menyatakan pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan 3 macam gangguan kulit. Apakah itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul! Masalah kelembapan memungkinkan jamur subur dan berkembang biak. Belakangan ini pasien korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo meningkat di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti terkena serangan jamur. Usia mereka berkisar 15-45 tahun.

Bercak Hitam setelah kelembapan, kontak langsung antara kulit dengan benda asing juga memungkinkan terjadinya iritasi. Salah satu penyakit kulit yang masuk golongan ini adalah dermatitis kontak.Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan sang dermatitis hanya muncul jika terjadi gesekan antara kulit dengan benda di luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek cukup tinggi tak cuma benda keras semisal perhiasan, jam tangan atau ikat pinggang. Busana sehari-hari jika terlalu ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali.

Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak. Masalahnya, banyak pasien yang tidak menyadari bahwa biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.Untuk mengusir iritasi dan biduran, sebagian orang menyiasatinya dengan memakai bedak. Hanya saja, fungsi bedak sekedar mengeringkan. Jika ternyata bedak tadi tidak cukup bagus untuk menyerap keringat. Kulit menjadi lebih lembab, dan akhirnya malah dihampiri jamur…

Memang betul busana sangat menentukan percaya diri si pemakainya tetapi bukan harus berpenampilan seronok dengan menampilkan lekuk tubuh, yang bagi si penglihat akan terbayang ke hal-hal yang negatif. Akan lebih indah dan menarik bila mengikuti aturan yang sudah tertera di Al-Qur’an. Bagaimanapun juga Al-Qur’an sudah menulis aturan – aturan alam semesta beserta isinya beribu-ribu tahun yang lalu. Dan itu tidak bisa di amandemen mengikuti perkembangan jaman.

Selasa, 09 Maret 2010

Celana Cingkrang

Pernahkah anda melihat orang yang memakai celana ngatung/cingkrang diatas mata kaki?. Bagi yang pertama melihatnya mungkin akan bertanya-tanya “itu orang ko’ celananya kaya gitu ga’ pantes banget diliatnya”, dan mungkin juga anda salah satu orang yang tidak suka?. Kalo di pikir secara logika mungkin sangat tidak sedap di lihat terutama di tempat-tempat resmi seperti tempat kerja atau sekolah, bahkan di anggap kurang sopan dan melanggar aturan.

Bercelana cingkrang sudah menjadi resiko dicemooh setiap saat, dengan disebut ‘celana kebanjiran, ga modis, kuno’ dan banyak sebutan lain yang bersifat meledek Namun, pernahkah kita melihat orang-orang yang berpakaian ketat dengan belahan dada terlihat nyembul atau puser bebas terlihat bahkan yang terbaru belahan pantat kelihatan dihinakan seperti ini? Apakah itu bentuk pakaian yang dimaui oleh orang-orang yang membenci bercelana cingkrang. Sudah menjadi hal yang wajar bila Orang yang melaksanakan agama dan ajaran Nabi SAW dengan sungguh-sungguh selalu terhina. Bahkan jika kita lihat, kaum muslimin malah sering mencemooh orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam. Orang yang berjenggot dibilang ‘kambing’. Orang yang celananya cingkrang (di atas mata kaki) dibilang ‘kebanjiran, berpakean tidak sopan dsb.Bahkan orang-orang seperti ini dikatagorikan ke dalam aliran sesat atau yang lebih sadis lagi di golongkan sebagai teroris.

Ingat...! Orang yang mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, ayat-ayat-Nya dan syari’at-Nya termasuk dalam kekafiran sperti firman Allah SWT (yang artinya), ”Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah [9] : 65-66).

Dan sepertinya celana cingkrang bukan milik LDII saja karena banyak di jumpai orang laki-laki bercelana cingrang entah itu kebetulan atau memang sengaja. Kenapa kita harus repot mencibir?, mereka juga punya alasan sendiri, tidak sepantasnya mengolok-olok, akan lebih baik lihat diri sendiri seperti apa ?. Beberapa alasan mereka bercelana cingkrang

اِنَّ اللَّذِى يَجُرُّثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِلاَيَنْظُرُاللهُ إِلَيْهِ يَوُمَ الْقِيَامَةِ

”Sesungguhnya orang yang menurunkan pakaiannya (melewati mata kaki) dengan sombong tidak akan dipandang oleh Alloh di hari Kiamat”(HR. Bukhari-Muslim)

Hadis lain berbunyi,

ثَلاَثٌُ لاَيُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوُمَ الْقِيَامَةِوَلاَيَنْظُرُإِلَيْهِمْ وَلاَيُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌُ أَلِيْمٌُ:اَلْمُسْبِلُ إِزَارَهُ

”Ada tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Alloh pada hari Kiamat nanti, mereka tidak akan dipandang, tidak disucikan dan bagi mereka adzab yang pedih : (yaitu) orang yang isbal (pakaian dibawah mata kaki)…”(HR. Muslim, Ahmad dan Asshabus Sunan dari Abu Dzar Al Ghifari radliyallahu’anhu )

كُّلُّ شَيْءٍِجَاوَزَالْكَعْبَيْنِ مِنَالاْءِزَارِفِى النَّارِ

”Setiap sesuatu yang melewati mata kaki dari pakaian (tempatnya adalah) di neraka” (Shahihul jami’ no. 4532)

مَاتَحْتَ الْكَعْبَيِْنِ مِنَ الاْءِزَارِفَفِي النَّارِ

”Apa saja yang berada di bawah mata kaki dari pakaian (tempatnya) di neraka”(HR. Imam Ahmad, dari ’Aisyah radliyallahu’anha dan Samurah bin Jundub radliyallahu’anhu).

Dari Amru bin As Syarid radliyallahu’anhu berkata Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam kepada seorang laki-laki yang menjulurkan pakaiannya (ke tanah) :

إِرْفَعْ إِزَارَكَ واتَّقُ اللهَ

”Angkatlah pakaianmu dan bertaqwalah kepada Alloh”(HR. Ahmad dan lainnya. Hadist ini sesuai syarat Bukhari-Muslim. Lihat As Shahihah no. 1441)

يَاسُفْيَانَ بْنَ سَهْلٍِ لاَتُسْبِلْ فإِنَّ اللهَ لاَيُحِبّبُ الْمُسْبِلِيْنَ

”Wahai Sufyan bin Sahl jangan kamu melakukan isbal, sebab Alloh tidak menyukai orang-orang yang isbal” (HR. Ibnu Majah, dihasankan Syeikh Al Albany dalam Shahih Ibnu Majah 2876)

Sesungguhnya memanjangkan pakaian (melewati mata kaki) itu merupakan indikasi kesombongan dan merupakan sarana yang membawa kepada kesombongan. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Barri 10/264 berkata :

”Sesungguhnya isbal itu menghendaki dipanjangkanya pakaian, sedangkan memanjangkan pakaian menghendaki adanya kesombongan, sekalipun orang yang memakainya tidak bermaksud demikian”

Perkataan beliau diperkuat oleh riwayat dari Ibnu Umar radliyallahu’anhuma yang dinyatakan secara marfu’ (sampai kepada Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ), sabda beliau :

وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِْزَارِفَإِنَّ إِسْبَالَ الإِْزَارِمِنَ الْمُخِيْلَةِوَلاَيُحِبُّهَااللهُ

”Dan hindarilah olehmu isbal dalam berpakaian karena sesungguhnya memanjangkan pakaian melewati mata kaki itu termasuk tanda kesombongan”(Hadits Shahih dan lihat As-Shahihah no. 770)

Demikianlah beberapa dalil yang menunjukkan untuk bercelana cingkrang. Itulah yang dijadikan rujukan ilmiah yang seharusnya tiap muslim memahami serta berusaha mengamalkannya. Adakah para pengejek dengan sebutan Celana Cingkrang kebanjiran dsb dari kalangan kaum muslimin diam setelah ini??

Dan Allah SWT mempertegas dengan Sabdanya : “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (Al Israa’ 37)

Bagi yang bercelana cingkrang, tidak usah risau, justru bersyukurlah karena bisa melaksanakan perintahNYA. Dan bagi yang gemar mengolok-olok evaluasi diri,, apakah sudah sesuai aturan sebagai seorang Muslim. Dan jangan mengakali dengan jawaban-jawaban mengatasnamakan kesopanan. Coba bandingkan dengan orang-orang yang celana di bawah mata kaki ”ngelembreh” sepertinya juga kurang sedap di lihat, dan apakah mereka bila melaksanakan sholat akan terjaga kesuciannya?, kemana-mana menyeret celananya yang kepanjangan.

Sungguh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam telah bersabda :”Akan tiba masanya di suatu zaman dimana orang yang bersabar dalam agamanya bagaikan memegang bara api” (HR. Tirmidzi). Dan juga Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (al Ghuroba’)” (HR. Muslim 2/175).

Itulah gambaran betapa kerasnya cobaan orang-orang yang berusaha melaksanakan agamanya dengan benar sesuai sunnah Nabi sampai – sampai beliau mengumpamakan seperti memegang bara api! Memang untuk mendapatkan surga tidaklah mudah. Namun di satu sisi Rasulullah memberi semangat bagi para pengemban sunnahnya dengan keberuntungan yang akan mereka dapatkan.