Cari Blog Ini

Selasa, 23 September 2014

Pemimpin yang Bijak dan Adil

Sobat pernahkah anda mengalami ketidak nyamanan dalam lingkungan kerja ?. Bukan karena upah yang didapat tidak sesuai atau tempat kerja yang terlalu jauh dari tempat tinggalmu. Setiap seseorang selalu mengharapkan pemimpin yang cerdas, bijak dan adil. Karena itu sebagai modal awal membangun motovasi dan kepercayaan diri kita. Banyak bentuk pemimpin yang matang secara karbitan karena berbagai hal. Ada perlakuan-perlakuan istimewa terhadap sesorang yang berakibat muncul kecemburuan.

Seorang pemimpin yang bijak adalah tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual akan tetapi harus dapat menyeimbangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya. Ini harus saling berjalan beriringan agar tidak pincang.

Banyak pemimpin yang memiliki kemampuan yang mumpuni itu ditandai dengan panjangnya gelar dibelakang namanya, menandakan dia mempunyai kemampuan pada bidang tertentu sesuai gelarnya. Tetapi itu belum jaminan menguasai bidangnya, karena perlu pembuktian. Bukan berarti merendahkan ilmu akademisnya, mungkin saja jam terbang pengalamanya belum cukup dibidang tersebut.

Berharap mempunyai pemimpin yang bijak dan adil tidaklah mudah. pemimpin yang cerdas belum tentu bijaksana, tetapi pemimpin yang bijaksana pasti pemimpin yang cerdas. Apakah dalam lingkungan kerjamu dirimu mempunyai pemimpin yang cerdas dan bijak ?. Kalau cerdas mungkin iya tetapi bijak belum tentu. Cobalah lihat apakah ada rekan kerjamu yang mendapatkan perlakuan istimewa ? Apakah ada temenmu yang selalu di elu elukan bagaikan pahlawan yang baru pulang dari medan perang ?. Jawabnya ada pada dirimu sendiri.

Menjadi seorang pemimpin yang bijaksana bukan hal yang mudah, membutuhkan pengalaman dan kematangan pribadi yang luar biasa. Yang benar-benar terasah secara lahir batin, yang benar-benar memahami dan tahu apa yang harus dilakukanya. Seorang pemimpin harus tepat dalam menempatkan diri sebagaimana seharusnya, bertanggung jawab membangun lingkungan yang harmonis dan berketuhanan.

Seorang pemimpin bukan selalu memberikan kemudahan terhadap satu orang saja, menjadi pemimpin tidak harus mendewakan satu orang bawahanya saja. Seorang pemimpin harus dapat mengayomi semua yang ada di divisinya. Pemimpin harus dapat mencegah kecemburuan diantara tiemnya. Dengan kata lain tidak ada satupun perlakuan khusus terhadap bawahanya.

Seorang pemimpin harus mempunyai hati yang luas. Orang yang egois jelas tidak akan dapat menjadi pemimpin bijak, karena bijak itu adalah tepat dan baik secara bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.

Seorang pemimpin adalah bisa menerima masukan dari orang lain. jangan karena ingin dilihat mumpuni selalu mengabaikan pendapat orang lain dan yang lebih konyolnya lagi dia hanya mau mendengar omongan dari seseorang yang jadi kepercayaanya. Jika kita elergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi pemimpin yang bijak. Jika seseorang pemimpin elergi dengan saran orang lain bahkan memusuhi orang atau bawahannya yang mengeritik, maka dia tidak bisa disebut pemimpin.

Rasa sayang yang muncul dalam hatinya diharapkan tetap berpijak pada aturan main yang ada seperti ketegasan. Orang-orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan batinya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin sebaiknya memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu tertentu saja. Tetapi kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua orang, tidak ada yang teristimewa.

Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki. Pemimpin yang bijak akan membangkitkan semangat semua bawahanya bukan satu orang. Pemimpin yang bijak ingin membuat oarng maju dan sangat tidak menyukai kehancuran. Pemimpin yang bijak tidak memperlakukan seseorang bawahanya istimewa. Pemimpin yang bijak tidak harus melindungi satu orang bawahanya.

Jadi yang dibutuhkan seorang pemimpin bijak adalah pribadi yang tidak emosional, tidak egois, penuh kasih sayang, cinta akan nasehat dan memiliki semangat terus menerus untuk membangun dirinya, bawahanya yang dipimpinya. Seorang pemimpin dilarang memperlakukan istimewa terhadap satu orang bawahanya karena akan berakibat muncul bibit pertengkaran, yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan. Kalau sudah seperti itu dijamin kelompok yang anda pimpin akan berantakan.