Cari Blog Ini

Rabu, 10 Juni 2015

Bulan Ramadhan Bulan Intropeksi

Sobat waktu berjalan begitu cepat, masa setahun tidak terasa. Baru kemaren kita melaksanakan ibadah bulan Ramadhan, kini tinggal beberapa hari lagi bulan itu kembali menghampiri kita. Pergantian hari dan perubahan waktu semakin tidak terasa. Dikira baru sehari atau dua hari, tahu-tahu sudah seminggu. Seminggu berlalu tahu-tahu sudah berganti bulan. Tak terasa sebulan berlalu begitu saja. Hitung punya hitung sudah satu tahun kita lalui. Dari Ramadhan tahun lalu, sampai ke Ramadhan lagi. Semakin cepat saja rasanya waktu berlalu.

Kita kadang lupa, bahwa pergantian hari dan perjalanan waktu ini semakin mengurang jatah usia kita. Bertambah tahun, bertambah pula umur, semakin bertambah dekat saja ke pintu kubur. Dalam masa setahun ini apa yang sudah kita lakukan.? Apa yang sudah kita perbuat untuk kita, untuk orang tua kita, untuk keluarga kita, untuk agama kita, untuk hari esok yang lebih baik, hari yang kekal, hari yang abadi..??

Kita semua pasti paham bahwa yang namanya mati itu pasti. Siapa di dunia ini yang tidak akan mengalami mati ? Semua akan mati. Raja Fir’aun yang pernah mengaku dirinya Tuhan, akhirnya mati juga. Singkatnya kalau ajal sudah tiba, malaikat maut datang menjemput, namanya mati pasti tiba meskipun bersembunyi di lobang semut.

Bulan Ramadhan yang kita jelang ini adalah bulan penuh berkah, bulan tempat menimba pahala dan melebur dosa. Disebut sebagai tempat menimba pahala karena setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan oleh Allah dilipat gandakan pahalanya. Memperbanyak infak, sedekah, menyantuni dan menolong anak yatim serta fakir miskin, juga ibadah-ibadah lain, seperti berzikir, membaca Al Quran, sholat sunat dan sebagainya sebagai upaya untuk menambah dan meningkatkan deposito akherat. Maksudnya untuk memberatkan timbangan pahala di akherat kelak. 

Bulan Ramadhan adalah bulan kualitas. Bulan yang berharga. Sebisa mungkin apa yang kita perbuat adalah perbuatan yang berharga. Mulut tidak mengucapkan kecuali kata-kata yang bermanfaat, bermakna, dan berharga. Telinga tidak mendengarkan kecuali yang berharga.apa saja yang kita lakukan harus dengan niat berharga hanya karena Allah..! 

Kita juga harus lebih gigih untuk jujur menilai diri. Kegigihan menilai diri sendiri secara jujur tentu akan memudahkan kita menemukan kekurangan diri untuk kemudian memperbaikinya. Gigih dalam memperbaiki diri sendiri itulah hakikat sebenarnya dalam upaya memperbaiki orang lain.Apalah artinya kita sibuk memperbaiki orang lain sementara kita semakin terpuruk dalam keburukan. 

Bagaimana mungkin seorang anak rajin mengaji kalau orangtuanya malas beribadah. Bagaimana murid mau giat belajar kalau gurunya malah sibuk SMS-an saat mengajar. Bagaimana rakyat mau hidup sederhana kalau para pemimpinnya justru bermewah-mewahan. Kalau kita baik dan bisa menjadi teladan, tanpa diminta pun orang akan mengikuti. Bulan Ramadhan tahun ini harusnya kita manfaatkan betul untuk introspeksi diri. Sehingga di akhir Ramadhan kita keluar menjelma sebagai kupu-kupu yang indah dari sebuah kepompong. Yakni kepompong Ramadhan. 

Selamat Menjalankan ibadah puasa bulan Romadhon ...
.