Ramadhan, bulan penuh limpahan nikmat adalah merupakan salah satu sarana yang Allah berikan kepada kita agar memperoleh ampunan-Nya. Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada hamba-Nya melalui Ramadhan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah mengekspresikan keutamaannya dengan perkataan,
“Apabila umat ini tahu apa yang ada dalam Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh.” (HR Tabrani).
Bahkan salah satu malam yang diselimuti keberkahan hanya terdapat pada salah satu malam di bulan Ramadhan. Betapa agungnya Ramadhan sehingga tak ada selainnya yang mendapatkan malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. …yah malam yang banyak di kenal dengan sebutan Lailatur Qodar. Rasulullah saw, bersabda,
“Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar, niscaya diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat”. (HR Bukhari dan Muslim)
Lailatul Qadar (atau lebih dikenal dengan malam qadar) mempunyai keutamaan yang sangat besar, karena malam tersebut diturukanya Al-Qur`an, yang merupakan pedoman hidup kaum muslimin untuk mencapai kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang tinggi dan abadi. Umat Islam yang mengikuti Sunnah Rasulnya berlomba-lomba untuk beribadah di malam harinya di bulan puasa dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah saw banyak menjelaskan pada kita tentang berbagai keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barokah diantara malam yang ada, didalamnya Allah telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya di hari akhir, akan melipatgandakan sampai 1000 bulan untuk amal-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini. Allah telah berfirman :
”Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada lailatul Qadar, tahukah engkau apakah lailatul Qadar itu ? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar" (Al-Qadr : 1-5]
Lailatul Qodar Malam turunnya Al-Quran secara sekaligus ke baitul izzah di langit dunia malam itu lebih baik daripada seribu bulan dalam hal kemuliaan, keutamaan dan banyaknya pahala. Malaikat-malaikat turun, sedang malaikat tidaklah turun kecuali membawa kebaikan, berkah dan rahmat.Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yg penuh hikmah,
"Sesungguh Kami menurunkan pada suatu malam yg diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguh Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Ad Dukhan : 3 - 6)
Bahkan Lailatul Qodar bisa di maknai malam kemuliaan 1000 bulan Terdapat beberapa pendapat ulama seputar makna tersebut :
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan”. (QS. Al Qadar: 2).
Artinya, makna 1000 bulan diartikan sesuai tulisan, yaitu benar-benar 1000 bulan. Ini berdasarkan sebuah hadis yang menyebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menyebutkan kisah empat orang Bani Israil –Ayyub, Zakariya, Hezkiel dan Yosua bin Nun- yang menyembah Allah SWT selama 80 tahun, tidak pernah sekedip matapun mereka berbuat maksiat kepada Allah SWT. Lantas para sahabat Rasulullah SAW merasa kagum dengan kisah tersebut. Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata,
“Wahai Muhammad, ummatmu kagum dengan mereka yang menyembah Allah SWT selama 80 tahun, sedangkan Allah SWT telah menurunkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari itu”, kemudian Malaikat Jibril membaca surat Al Qadar dan berkata, “Ini lebih mengagumkan bagi engkau dan ummatmu”. Hal itu membuat Rasulullah SAW merasa bahagia.
Atau bisa dimaknai nilai 1000 adalah sebuah kiasan yang berarti banyak. Jumlah bilangan 1000 selalu digunakan bangsa Arab masa lalu untuk menunjukkan sesuatu yang banyak, seperti yang terdapat dalam ayat: “Salah seorang di antara mereka ingin agar usianya dipanjangkan hingga 1000 tahun”. (QS. Al Baqarah: 96).
Waktu Terjadinya Lailatul Qodar
Banyak kisah yang dapat di jadikan dasar mengenai turunya lailatur qodar ada yang mempercayai dimalam kedua puluh tujuh, ada juga yang mengatakan malam kedua puluh satu, dua puluh tiga, atau dua puluh lima. Sebagian lain mengatakan malam ke dua puluh sembilan. Banyak hadist dan pendapat mengenai waktu turunya Lailatur Qodr yang di jadikan rujukan. Lailatul Qodar terjadi pada malam-malam ganjil di bulan Ramadhan. Ada juga yang bependapat, terjadi pada malam 17 Ramadhan, berdasarkan ayat berikut:
“…dan apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”. (QS. Al Anfal: 41).
Al Furqan adalah pemisah antara yang hak dan yang batil. Hari jelasnya kemenangan orang-orang Islam dan kekalahan orang-orang kafir. Hari bertemunya dua pasukan besar itu terjadi pada perang Badar yaitu hari Jumat tanggal 17 Ramadhan tahun ke II Hijrah. Lailatul Qodar terjadi pada malam 27 Ramadhan, berdasarkan beberapa hadis yang mengisyaratkan hal itu.
Kemudian diketahui ada kisah dalam Sunnah, pemberitahuan ini ada, karena perdebatan para shahabat. Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada Lailatul Qadar, lalu ada dua orang sahabat berdebat, maka beliau bersabda:
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang Lailatul Qadr, tetapi fulan dan fulan berdebat hingga diangkat (tidak bisa lagi diketahui kapan kepastian lailatul qadr terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29, 27 dan 25.” (HR. Al-Bukhariy 2023)
Pendapat yang paling kuat dan sering dipercayai, terjadinya Lailatul Qadar itu pada malam di akhir-akhir bulan Ramadhan sebagaimana ditunjukkan oleh hadits ‘A`isyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya.” (HR. Muslim no.1165)
Banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada sepuluh hari terakhir. Maka di malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan persiapkan diri kita untuk meraih kemuliaan Allah SWT karena disitulah discount pahala besar-besaran.
Tanda-tanda Lailatul Qodar
Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan tanda-tanda Lailatul Qadar, di antaranya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Baihaqi dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit:
“Di antara tanda Lailatul Qadar, suatu malam yang cerah, bersih, tenang, tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan terdapat bulan yang bersinar, tidak satu bintangpun terbit hingga subuh”.
Terdapat juga beberapa hadits seirama, disebutkan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, walaupun hadis-hadis tersebut tidak sampai ke derajat hadis shahih:
“Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah, suatu malam yang bersih, cerah, seakan-akan terdapat bulan purnama yang bersinar, malam yang tenang dan teduh, tidak dingin dan tidak pula panas, bintang-bintang tidak terbit muncul hingga subuh”.
Dalam hadis lain disebutkan:
“Tanda Lailatul Qadar, matahari terbit di pagi harinya dalam keadaan normal, tidak terdapat cahaya padanya, seperti bulan di malam purnama, syetan tidak diperkenankan keluar pada malam itu”.
Memang kalau di lihat dari teksnya sangat aneh tapi itulah hadist yang kadang di luar batas penalaran kita. Ada juga sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud Ath-Thayalisi yang beliau riwayatkan dari Zam’ah dari Salamah bin Wahram dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda tentang Lailat Al Qadar:
“Suatu malam yang teduh dan cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya lemah memerah”.
Dari Ubaiy, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR. Muslim no.762)
Dan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)
Itu contoh hadist yang menggambarkan ketika Lailatul Qodar turun.
Bagaimana Mencari Lailatul Qadar?
Karena Lailatul Qodr terjadi setahun sekali yaitu bertepatan dengan amalan ibadah puasa bulan Ramadhan, maka rugilah kita kalau menyia-yiakannya. Maka perbanyaklah amalan di sepuluh hari terahir jangan sampai terlewat walau itu hanya sehari. Bila perlu bagi yang siang harinya menjalankan aktivitas ambilah libur untuk persiapan malam harinya.
Oleh karena itu alangkah baiknya bagi muslimin agar bersemangat dalam melakukan ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar seperti melakukan shalat tarawih, membaca Al-Qur`an, menghafalnya dan memahaminya serta amalan yang lainnya, yang dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar. Jika dia telah berbuat demikian maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari ‘A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: Ucapkanlah.....
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih)..
Dari ‘A`isyah berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadr).” (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)
Begitu bermaknanya malam kodar buat umat Islam sampai Rosululullah menganjurkan berkali-kali lewat beberapa hadistnya. Kita sebagai umatnya yang jelas-jelas banyak melakukan kesalahan dan dosa besar, kadang meremehkan arti Islam itu sendiri, marilah di bulan Ramadhan ini bukan hanya kembali ke jalan Allah SWT dan kembali ke Al-qur’an dan Sunah Rasul. Tapi lebih kepada intropeksi diri sejauh mana posisi keimanan kita. Jangan hanya sekedar ikut hura-hura menyambut Idul Fitri yang akan hadir setelah ini…ayo tempatkan posisi anda yang sebenarnya Ramadhan akan segera berakhir di tahun ini.
Sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf kalau ada kesalahan kata, tak lupa saya mengucapkan…..Selamat Hari Raya Idul Fitri Taqobalallahu minna wa minkum Mohon maaf lahir dan bathin….