Cari Blog Ini

Senin, 02 Agustus 2010

Menyambut Puasa Bulan Ramadhan

Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, Bulan yang penuh rahmat, karena di situlah banyak harapan yang bisa kita wujudkan. Tentunya bagi setiap individu ingin menjadi seseorang yang utuh / lebih baik, menjadi yang "baru", menemukan kembali kedamian dan kesejukan di bulan Ramadhan nanti, yang tidak di jumpai di bulan lainnya. Juga lebih baik bagi seluruh umat Islam di dunia terutama bagi mereka yang selalu terkena imbas keserakahan dan ketamakan orang kafir. Dan aku selalu berharap dalam doaku.....

Ya Allah ijinkan aku memasuki bulan suci ini sekali lagi. Ijinkan aku untuk bisa menjadi makhluk-Mu yang lebih baik lagi. Tak akan sanggup kuhitung dosa-dosa yang pernah kuperbuat. Dan aku lebih tak sanggup lagi menghitung semua nikmat yang telah Kau anugerahkan padaku... Ya Allah ijinkan aku bisa menjadi seseorang yang lebih bermanfaat untuk orang-orang yang ada di sekitarku. Ijinkan aku bisa memaknai semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Ijinkan aku untuk bisa membaca semua nama-Mu di dunia ini.

Saat semuanya kembali menjadi "nol", saat semua belenggu kembali menjadi kosong. Men-zero-kan hati dan pikiran demi menjadi pribadi yang baru. hanya bergantung pada Allah SWT. Melakukan segala sesuatu bukan untuk mencari pujian, bukan pula mencari penghormatan, bukan karena mengharapkan imbalan dari orang lain...melainkan hanya sebagai bentuk pengabdian hanya pada-Nya

Sebelum memasuki bulan Ramadhan banyak yang bisa kita lakukan agar ketika Ramadhan tiba sudah benar-benar siap seperti, selalu merutinkan berdoa kepada Allah agar kita dapat bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya. Juga memohon kepadanNya supaya memberikan kekuatan untuk melaksanakan shaum, qiyamullail dan amal sholeh lainnya didalam bulan tersebut.

Membersihkan jiwa dan hati, bertaubat dengan sebenar-benarnya dari segala dosa dan perbuatan maksiat. Jangan sampai mengotori bulan Ramadhan. Tidak pantas juga bila seseorang sedang semangat beribadah puasa tetapi meninggalkan sholat wajib lima waktu. Demikian pula mereka yang pada siang hari menahan lapar dan dahaga namun malam harinya tenggelam bersama dentuman musik, asap rokok dan minuman beralkohol sepertinya puasa hanya sebagai kedok saja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”

Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan. Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah SWT berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).

Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat. Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan, sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat!.. Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.

Untuk mengantisipasi semua itu maka jauh sebelum Ramadhan tiba setiap muslim harus segera bertaubat dan berhenti dari segala apa saja yang dapat merusak nilai-nilai kesucian bulan Ramadhan tersebut.

Dan yang lebih penting bagi para wanita yang masih punya hutang puasa pada bulan Ramadhan sebelumnya harus cepat-cepat di selesaikan, karena akan menghambat dan mengganggu konsentrasi ibadah puasa Ramadhan yang sedang dijalankannya.

Ketika bulan sya'ban akan berakhir dan Ramadhan segera menjelang, Rasulullah saw memberikan bekalan ruhani kepada para sahabat mengenai bulan suci Ramadhan.
Rasulullah menganjurkan kepada para shahabat untuk memperbanyak melakukan amal ibadah kerana ibadah pada bulan Ramadhan nilai pahalanya akan dilipat gandakan hingga 700 kali lipat atau lebih, Rasulullah juga menganjurkan sekali untuk memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa kerana bagi orang tersebut akan mendapat pahala dari orang yang diberi sedikit makanan berbuka puasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

Para sahabat bertanya : Ya, rasulullah saya tidak mempunyai apa-apa yang berharga untuk diberikan kepada orang yang berpuasa. Rasulullah menjawab : Sediakanlah apapun yang kau punya walaupun hanya sepotong kurma, seteguk air ataupun segelas susu.

Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit

Dan jangan sampai Ramadhan tiba tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya Ketidaksiapan tersebut salah satu bentuk meremehkan perintah. Akibatnya pun sangat besar, yaitu kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang dari ridha-Nya. Dampak tersebut merupakan hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata.

Firman Allah dalam surat At Taubah ayat 83 :

“Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka katakanlah: “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.”

Renungilah ayat di atas baik-baik!

Ketahuilah, Allah ta’ala tidak menyukai keberangkatan mereka dan Dia lemahkan mereka, karena tidak ada persiapan dan niat mereka yang tidak lurus lagi. Namun, bila seorang bersiap untuk menunaikan suatu amal dan ia bangkit menghadap Allah dengan kerelaan hati, maka Allah terlalu mulia untuk menolak hamba yang datang menghadap-Nya. Berhati-hatilah dari mengalami nasib menjadi orang yang tidak layak menjalankan perintah Allah ta’ala yang penuh berkah. Seringnya kita mengikuti hawa nafsu, akan menyebabkan kita tertimpa hukuman berupa tertutupnya hati dari hidayah.

Dalam surat yang lain Allah ta’ala berfirman,

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al An’am: 110).

Maka sepantasnyalah kita kelewat syukur karena pada tahun ini kita dapat menjumpai lagi bulan yang agung bulan di mana pintu Syurga di buka lebar-lebar dan pintu neraka di tutup rapat. Ambillah dan rebutlah kemurahan di bulan Ramadhan esok yang sebentar lagi akan kita jumpai.

Hendaknya kita mengetahui bahwa salah satu nikmat yang banyak disyukuri meski oleh seorang yang lalai adalah nikmat ditundanya ajal dan sampainya kita di bulan Ramadhan. Tentunya jika diri ini menyadari tingginya tumpukan dosa yang menggunung, maka pastilah kita sangat berharap untuk dapat menjumpai bulan Ramadhan dan mereguk berbagai manfaat di dalamnya.

Bersyukurlah atas nikmat ini. Betapa Allah ta’ala senantiasa melihat kemaksiatan kita sepanjang tahun, tetapi Dia menutupi aib kita, memaafkan dan menunda kematian kita sampai bisa berjumpa kembali dengan Ramadhan.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa Bulan Ramadhan....mohon maaf atas segala kesalahan terutama dalam setiap tulisan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar