Cari Blog Ini

Sabtu, 13 April 2013

Kriteria Islam yang Beraliran Sesat

Sobat..banyak sebagian orang menganggap perbedaan beribadah menjadi hal yang luar biasa. sebetulnya mereka sudah tau, mungkin sedang lupa. Celakanya kalau sudah begitu mereka dengan entengnya menganggap orang yang tidak sama cara ibadahnya dengan dirinya dianggap sebagai aliran sesat. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebuah pedoman yang berisi 10 kriteria untuk mengidentifikasi sebuah ajaran dinyatakan aliran sesat.
"Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat apabila memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria," kata Ketua Panitia Pengarah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas. 10 kriteria itu antara lain:

1.    Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul,          Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat            syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji).
2.    Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i                  (Alquran dan as-sunah).
3.    Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4.    Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5.    Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
6.    Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7.    Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8.    Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
9.    Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah.
10.   Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i.



Sekretaris Umum MUI Ichwan Sam menegaskan bahwa penetapan kriteria tersebut tidaklah dapat digunakan oleh sembarang orang dalam menetapkan bahwa suatu aliran itu sesat dan menyesatkan. "Ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui dan dikaji terlebih dahulu. Harus diingat bahwa tidaklah semudah itu dalam mengeluarkan fatwa," kata Ichwan.

Di dalam pedoman MUI tersebut dinyatakan, sebelum penetapan kesesatan suatu aliran atau kelompok terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data, informasi, bukti dan saksi, tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut oleh Komisi Pengkajian.
Setelah itu, Komisi Pengkajian akan meneliti dan melakukan pemanggilan terhadap pimpinan aliran atau kelompok dan saksi ahli atas berbagai data, informasi, dan bukti yang telah didapat. Hasilnya akan disampaikan kepada Dewan Pimpinan. Kemudian, bila dipandang perlu, maka Dewan Pimpinan akan menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa.
"Dalam batang tubuh fatwa mengenai aliran sesat juga ada poin yang menyatakan akan menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat hukum yang berlaku dan menyerukan agar masyarakat jangan bertindak sendiri-sendiri," kata Ichwan.

Jadi sobat, semua jangan mudah mengatakan kelompok orang yang cara ibadah dan cara berfikir berbeda dikatakan sesat. Intropeksi diri, sudahkah kita melaksanakan ibadah dengan tertib dan tidak melakukan bid'ah, syirik dan sebagainya...???

Minggu, 24 Februari 2013

Memotivasi Diri Sendiri

Sering kita picik, terkungkung dalam tembok yang sempit ketika menghadapi cobaan, menganggap ini adalah akhir. Padahal jika kita telaah lebih jauh, mungkin Alloh SWT sedang mempersiapkan sesuatu untuk kita. Sesuatu yang terbaik untuk kita, bukan yang menurut kita baik. Sesuatu itu bisa sekarang, bisa juga nanti.
Saya sangat bersyukur di lahirkan dari seorang wanita Muslim dan mempunyai Orang Tua yang taat ibadah dan di kelilingi oleh saudara-saudara muslim yang taat pula. Dan ketika mendapat musibah seberat apapun saya tidak merasa sendiri.

Beberapa hari terakhir ini pun aku mengalami apa yang sudah menjadi ketetapan Allah, sebuah ujian. Ujian mengenai seberapa besar rasa cintaku padaNya, sebuah ujian tentang tawakal dan kesabaran, sebuah ujian mengenai selalu berhusnudzon padaNya.

Ya Allah, aku yakin, engkaulah pengatur hidup hamba. Karena itu, hamba percaya bahwa apapun yang menimpa hamba saat ini adalah bagian dari rencanaMu yang pasti berbuah kebaikan bagi hamba. Aamiin.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi kegundahan hatinya. Secara pribadi, saya lebih menyenangi cara mengatasi kesedihan itu dengan mencoba menjadi lebih berguna bagi orang lain. Salah satunya adalah dengan menyemangati orang lain, ini bukan sok munafik tapi lebih kepada usaha melawan tekanan batin. Entahlah, ketika akhirnya bisa membuat orang tersenyum dan bersemangat, bisa menjadikan diri ini semangat pula.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”[2] Ternyata, musibah orang yang lebih sholih dari kita memang lebih berat dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus larut dalam kesedihan.

Salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa.
[Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[10]

Do’a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya diucapkan oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah dan sudah seharusnya ia pahami. Insya Allah, dengan ini ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik.

Saya menghibur diri sendiri ketika kehilangan, ketika menyesal, ketika kecewa. Meskipun itu tidak akan bisa merubah keadaan, tapi setidak-tidaknya itu membuat saya lebih baik_kadang-kadang. Membuat saya berusaha menggali sisi positif dari hal-hal buruk. Karena kekerdilan jiwa kita yang terkadang memaknai cobaan sebagai musibah, bukan sebagai pembelajaran, bukan sebagai pembuka anugerah.

Maaf bukanya saya sok jago tapi yah itulah saya sendiri bingung mengartikan diriku sendiri untuk yang ini…

Kamis, 31 Januari 2013

Ketika Merasa Gagal dan Terbuang

Sobat pernahkan kamu merasa kalut hatinya hancur perasaanya, bingung harus berbuat apa dan bagimana ?. Akibat menghadapai fakta yang pilu atau merasa “habis” karena apa yang kamu usahakan dan impikan kandas di tengah jalan tanpa menyisakan hasil yang maksimal? Pergilah sudah segala asa yang pernah membumbung tinggi di angkasa. Berganti dengan keterpurukan yang tidak berkesudahan?

“Ya sudahlah….” Itulah mungkin pesan yang pernah kamu dengar. Tapi, apakah sedangkal itu kita akan menghadapi hidup ini? Hidup ini butuh keringat, kesungguhan, dan juga air mata. Butuh energi untuk berlari dan melesat lebih baik lagi. Bila kini jatuh, maka sadarlah bahwa ini adalah awal untuk mendewasakan hidup. Bila merasa ditinggalkan, ingatlah bahwa hidup ini belum seberapa dibandingkan ujian hidup yang sebenarnya.

Yah….bulan ini adalah bulan yang terburuk yang ku alami. Tetapi saya tidak boleh cengeng saya harus bangkit dan menatap jauh ke depan Alloh punya rencana baik buat saya. Saya tidak butuh pelarian, tidak pula butuh pelampiasan. saya hanya butuh kembali pada Allah. Menikmati setiap masa kebersamaan dengan-Nya dan kemudian merasa nyaman saat beribadah kepada-Nya.

Usia yang masih cukup tidak akan menghalangi keinginan untuk menjadi dewasa. Saat jatuh  tidak membutuhkan uluran tangan menuju kemaksiatan. Atas nama membalas dendam terhadap nasib yang menimpaku. dan juga tidak perlu memaki-maki siapa saja yang ku anggap bertanggung jawab terhadap hidupku. Juga tidak perlu menganggap Allah tidak adil, karena telah mengambil nasib baikku . Saya hanya perlu lebih bersyukur atas nikmat yang ku dapat. Jangan sampai larut dalam kesedihan yang menyengsarakan.

Hidup ini adalah pembuktian kata-kata. Kalau saat ini sedih, terluka dan terbuang, maka itu adalah awal dari proses perbaikan. Berdirilah tegap menghadapi masalah yang menimpa. Jangan pernah merasa sendiri dan ditinggalkan. Karena Allah tidak akan meninggalkan sendirian. Saya hadapi dengan semangat hidup yang baik. Pelajari setiap pengalaman hidup yang telah kualami. Jadikanlah itu sebagai cara terbaik untuk bersikap positif. Karena jalan ini memang masih panjang. Usia belum terlalu uzur, tak seharusnya mudah putus asa. Bijaksana dalam bersikap adalah sebuah pilihan yang terbaik. Daripada berpikiran pendek dan mendahulukan nafsu dan ego pribadi di berbagai kesempatan.

Lihatlah anak-anak muda di generasi terdahulu, seperti Musa muda yang sangat tabah dalam hidupnya. Kecil dihanyutkan di sungai dan akhirnya menjadi keluarga istana. Hingga akhirnya dia harus berdakwah dan berjuang demi membela agama-Nya. Lihatlah si kecil Muhammad saw yang dengan gigih mengobarkan semangat perjuangan untuk tegaknya Islam.

Saya harus mengganti kesedihan dengan kebahagiaan dari Rabb-mu. Dengan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang luar biasa. Rejeki yang tiada terkira. Jangan hanya menganggap rejeki cuma sebatas uang. Teman, sahabat, keluarga adalah rejeki yang tiada terkira besarnya. Syukurilah itu semua, maka kita akan menjadi Orang yang lebih bahagia dari sebelumnya. Jangan kecut, jangan ciut, semangat harus bangkit dari kesedihan. Karena malam tidak akan selamanya malam. Pasti ada pagi dengan mentari yang bersinar terang.

Itulah sedikit curahan hati kita mengalami kegagalan…