Sobat..banyak sebagian orang menganggap perbedaan beribadah menjadi hal yang luar biasa. sebetulnya mereka sudah tau, mungkin sedang lupa. Celakanya kalau sudah begitu mereka dengan entengnya menganggap orang yang tidak sama cara ibadahnya dengan dirinya dianggap sebagai aliran sesat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebuah pedoman yang berisi
10 kriteria untuk mengidentifikasi sebuah ajaran dinyatakan aliran
sesat.
"Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat apabila
memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria," kata Ketua Panitia Pengarah
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas. 10
kriteria itu antara lain:
1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji).
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah).
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i.
Sekretaris Umum MUI Ichwan Sam menegaskan bahwa penetapan kriteria
tersebut tidaklah dapat digunakan oleh sembarang orang dalam menetapkan
bahwa suatu aliran itu sesat dan menyesatkan. "Ada mekanisme dan
prosedur yang harus dilalui dan dikaji terlebih dahulu. Harus diingat
bahwa tidaklah semudah itu dalam mengeluarkan fatwa," kata Ichwan.
Di dalam pedoman MUI tersebut dinyatakan, sebelum penetapan kesesatan
suatu aliran atau kelompok terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan
mengumpulkan data, informasi, bukti dan saksi, tentang paham, pemikiran,
dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut oleh Komisi Pengkajian.
Setelah itu, Komisi Pengkajian akan meneliti dan melakukan
pemanggilan terhadap pimpinan aliran atau kelompok dan saksi ahli atas
berbagai data, informasi, dan bukti yang telah didapat. Hasilnya akan
disampaikan kepada Dewan Pimpinan. Kemudian, bila dipandang perlu, maka
Dewan Pimpinan akan menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan
mengeluarkan fatwa.
"Dalam batang tubuh fatwa mengenai aliran sesat juga ada poin yang
menyatakan akan menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat hukum yang
berlaku dan menyerukan agar masyarakat jangan bertindak
sendiri-sendiri," kata Ichwan.
Jadi sobat, semua jangan mudah mengatakan kelompok orang yang cara ibadah dan cara berfikir berbeda dikatakan sesat. Intropeksi diri, sudahkah kita melaksanakan ibadah dengan tertib dan tidak melakukan bid'ah, syirik dan sebagainya...???
Jadi sobat, semua jangan mudah mengatakan kelompok orang yang cara ibadah dan cara berfikir berbeda dikatakan sesat. Intropeksi diri, sudahkah kita melaksanakan ibadah dengan tertib dan tidak melakukan bid'ah, syirik dan sebagainya...???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar