.
Perbedaan pandangan dan faham adalah hal yang biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi akan menjadi luar biasa ketika faham harus di paksakan. Sudah menjadi tabiat manusia yang selalu mencari dan terus mencari untuk memenuhi kenyamanan hatinya. Dan apakah yang mempunyai faham berbeda dengan yang lain akan diam, marah atau bahkan memerangi mereka ?.
Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentunya memiliki bermacam keyakinan, yang terdiri dari berbagai kelompok organisasi dan masing-masing mempunyai faham tersendiri. Tetapi semua masih dalam lingkup ajaran Islam yaitu Allah SWT sebagai Tuhan yang Esa dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rosulnya serta Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman utamanya.
Perpecahan dalam suatu kaum sudah terjadi sejak jaman jahiliyah bahkan nabi sendiri sudah mengingatkan kepada umatnya untuk selalu berpegang teguh kepada Islam sebagai agama pamungkas di jagad ini. Tentunya sesuai pedoman yang benar dalam hadits yang di riwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Azzuri, Hakim, Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Abi Asim. Dari Sahabat Abu Hurairah r.a Rosul bersabda :
“Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, dan Nasrani telah berpecah menjadi 72 golongan, dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan.”
Dan Tirmidzi berkata hadits ini HASAN SHAHIH. Hakim berkata SOHIHUN ala Shahih Muslim dan disetujui oleh Ad-Dzahabi.
Dari Sahabat Auf Bin Malik r.a : “Yahudi berpecah menjadi 71 golongan, 1 masuk sorga dan 70 masuk neraka. Dan Nasrani berpecah menjadi 72 golongan, 71 masuk neraka dan 1 masuk sorga, Dan demi yang diri Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya umatku sungguh-sungguh akan berpecah menjadi 73 golongan, 1 di sorga dan 72 di neraka; kemudian sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, siapa mereka yang selalu satu itu yang masuk dalam surga (Wahidatun Fil Jannah)?, dijawab oleh Nabi SAW, yaitu ‘Al-Jama’ah‘” (Ibnu Majah, Ibnu Abi Asim dalam As-Sunnah, Imam Al-Laalikai)
Dari hadits tersebut sangat jelas bahwa dalam suatu umat akan terjadi pengelompokan yang mempunyai faham yang sangat berbeda dan semua mengaku yang paling benar, yang jadi masalah ketika kelompok tersebut memaksakan kehendaknya terhadap kelompok lain bahkan berusaha menjegal, disinilah akan timbul konflik dan perpecahan.
Islam merupakan konsep ajaran agama yang mementingkan manusia sebagai tujuan sentral dengan mendasarkan pada konsep tauhidullah yang diarahkan untuk menciptakan kemaslahatan kehidupan dan peradaban umat manusia. Prinsip humanisme inilah yang akan ditranformasikan sebagai nilai yang dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat sebagai budaya. Dari sistem prinsip humanisme inilah muncul kepercayaan yang terbentuk antara nilai agama sebagai sumber utama pedoman hidup dengan tata nilai budaya.
Mengapa Saling Fitnah ?
Seakan menjadi hal yang lumrah dalam sejarah Islam, peristiwa-peristiwa memilukan juga turut mewarnai perjalanan Islam. Beragam, peristiwa atau lebih tepatnya fitnah ini tak khayal menjadi "sisi kelam" yang akan terus terjadi pada umat Islam sepanjang masa. Terlebih lagi, berbagai peristiwa yang seharusnya diambil hikmahnya malah disikapi dan dimaknai secara menyimpang oleh sebagaian umat (kelompok) Islam.
Lebih tragis dan ironis lagi, ketika peristiwa yang didahului oleh aksi demonstrasi anarkis yang mengatasnamakan laskar Islam dengan embel-embel memurnikan Islam dan menganggap kelompok lain sebagai Islam sesat, kemudian ada yang menjadikannya sebagai dalil untuk membenarkan aksi-aksi demonstrasi dengan dalih "amar ma'ruf nahi munkar". Ketidaktepatan dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam ini, akan menghasilkan perpecahan dalam tubuh islam sendiri. Islam bukan lagi dimaknai secara proporsional namun justru terkekang oleh kepentingan kelompok, yang mengedepankan egoisme.
Agar perbedaan dalam memahami setiap ajaran islam tidak meruncing, maka dibutuhkan ilmu yang cukup dan rasa kearifan. Setiap alur peristiwa semestinya didukung riwayat yang sahih sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hawa nafsu pribadi atau kelompok sudah seharusnya tunduk di hadapan dalil-dalil syariat. Bukan malah memutar-mutar ajaran Islam, bahkan berusaha menghilangkan penggalaan syariat-syariat ajaran Islam demi kepentingan kelompoknya. Atau menjungkir balikan fakta ajaran Islam yang justru akan melemahkan Islam itu sendiri.
Kalau terus seperti ini bagaimana Islam akan menjadi agama yang beryoni dan disegani?, karena ajaranya yang selalu memberikan kedamaian dan ketentraman buat seluruh umat manusia dinodai oleh sekelompok orang yang selalu menempatkan egonya paling depan. Memprovokasi kemarahan ummat Islam tentu kita perlu tegas bersuara bahwa fitnah yang disebarkan dengan cara yang sangat melukai umat Islam adalah cara yang biadab.
Sikap menjaga ukhuwah dengan sesama muslim dan tidak bertikai hanya urusan yang sepele memang sudah bagian dari kewajiban kita semua. Bukan suatu hal yang terlalu aneh atau istimewa. Kita semua insya Allah sepakat untuk hal yang satu ini. Karena memang perintah Allah sangat jelas. Bukannya kita tidak boleh berbeda pendapat, tapi seharusnya perbedaan pendapat itu tidak boleh sampai melahirkan sikap saling menjelekkan atau tindakan lain yang merusak kemesraan sesama muslim.
Janganlah kita sibuk dengan aktifitas kita di berbagai majelis ta’lim dan forum diskusi Islam sementara kita sendiri menyebar kebencian terhadap kelompok lain yang sedikit beda faham padahal Allah SWT telah melarang hal itu dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah segolongan orang laki-laki merendahkan golongan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula segolongan perempuan merendahkan golongan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Sikap merendahkan kelompok lain sesama muslim adalah sikap yang jelas-jelas diharamkan Allah SWT dengan firman-Nya. Mana mungkin kita boleh bersikap demikian? Dan mana boleh kita berdiam diri menyaksikan ayat-ayat Allah SWT yang suci ini dijadikan bahan permainan?
Tentu kita wajib untuk saling mengingatkan saudara muslim dengan cara yang paling arif, sebab prilaku saling merendahkan inipun sebenarnya bagian dari kemungkaran yang harus dihilangkan dari setiap diri umat muslim. Allah SWT juga melarang pada hambanya untuk saling menuduh dan memberi gelar atau panggilan yang buruk kepada sesama umat Islam.
Sikap Saling Menghargai
Nilai moral yang diajarkan Islam untuk umat manusia sangat mulia. Tetapi nila-nilai moral itu sering diabaikan begitu saja. Hanya karena dibakar kedengkian seseorang tega memfitnah orang lain, sehingga terjadi pertengkaran dan boleh jadi diakhiri dengan penganiayaan. Kadang hanya karena ambisi egonya sekelompok golangan tertentu rela mengorbankan keimanannya untuk meyingkirkan kelompok lain yang dianggap berbeda faham.Taktik busuk menebarkan fitnah untuk kepentingan pribadi atau golongan ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Orang Islam harus berlaku waspada. Waspada untuk tidak berbuat fitnah dan waspada dalam menghadapi fitnah fihak lain.
Mengapa kita mengharuskan semua manusia hanya punya satu pendapat saja? Mengapa kita mengingkari sejarah Islam yang telah melahirkan begitu banyak mazhab? Baik dalam dunia fiqih, ilmu qiraat, ilmu hadits dan semua cabang ilmu lainnya. Mengapa juga kita ingin memaksakan manusia di dunia ini untuk berpegang pada satu pendapat saja? Padahal nash-nash syariah yang kita punya memang memberi peluang kemungkinan perbedaan pendapat?. Mengapa kita terlalu mudah memaki saudara kita yang kebetulan fatwanya tidak sama dengan fatwa yang kita pegang?. Bagaimana mungkin kita melakukan semua itu, sementara kita bukanlah nabi yang makshum dan terpelihara dari kesalahan dan dosa?
Hidup di dunia ini hanya sebentar, sedang kehidupan akheratlah yang kekal. Jangan sampai karena kesalahan yang sepele, yang mestinya kita dapat menghindari, akhirnya menyebabkan kita masuk ke dalam siksa neraka selamanya. Untuk itu mari kita sama-sama kendalikan lidah kita supaya tidak menebarkan fitnah dan supaya tidak saling membantu dalam menebarkan fitnah. Rasulullah SAW memperingatkan: Inna aktsara khathaya ibni adama fi lisanihi (Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya) (HR Bukhari-Muslim). Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengendalikan lidah kita demi keselamatan kita dunia akherat. Amin….
Semoga Allah SWT meluluhkan hati kita untuk dapat saling mencintai di bawah naungan kecintaan kepada-Nya. Semoga Allah SWT meluaskan hati kita untuk dapat menerima perbedaan pendapat dalam masalah khilafiyah, namun bukan untuk menjadi lawan, melainkan menjadi saudara seiman. Amien Ya Rabbal ‘Alamin
Saya menulis sesuai apa yang saya liat semoga jadi acuan untuk saling mengingatkan, menasehati antara kita, sehingga akan banyak kita peroleh hikmah dan manfaat dalam kehidupan. Walau kadang nasehat terasa meyakitkan kalau itu mengena pada diri kita dan sekiranya itu baik ambillah
Cari Blog Ini
Kamis, 20 Mei 2010
Rabu, 12 Mei 2010
Atas Nama Islam
.
Sobat sekarang banyak kita jumpai berbagai peristiwa yang mengatasnamakan islam seperti pengeboman penyebar ketakutan, konfoi berkopiah di jalanan yang menimbulkan kemacetan lalulintas, belum lagi organisasi keislaman yang punya hobi swiping dan masih banyak lagi.
Semua itu sah-sah aja asal di lakukan dengan santun tidak menimbulakan keresahan orang lain disekitarnya. Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim tidak bisa di hindari akan munculnya seperti itu karena merupakan wujud ekspresi salah satu kelompok tertentu, dari berbagai macam peristiwa dan tindakan terhadap kaum muslimin di berbagai muka bumi ini.
Sebetulnya Islam adalah agama yang santun yang mengajarkan umatnya untuk bisa menghormati kelompok lain. Kekerasan bukanlah wajah asli Islam ataupun agama lain, ia hanyalah ‘sisi buram’ kesalahan umat beragama dalam memahami ajaran agamanya secara dangkal. Di sisi lain, sejarah membuktikan bahwa kekerasan yang terjadi dengan mengatasnamakan agama kerapkali terjadi hanya untuk menutupi motif lain (kepentingan dan kehormatan diri, keunggulan ekonomi, ketakutan dan naluri berkuasa) di luar agama.
Akhir-akhir ini dengan perkembangan zaman, di Indonesia banyak muncul sekelompok kecil islam yang menafsirkan Islam secara tekstual, literal dan bahkan melampaui batas ortodok. Inilah yang sering disebut sebagai kelompok fundamentalistik, yang berupaya melakukan perubahan keadaan yang di anggap menyimpang dan tidak sesuai ajaran islam mereka rela mengacungkan pedang ataupun kekerasan bersenjata.
Di lain pihak ada golongan Islam yang mendefinisikan agamanya dengan sangat longgar dan cenderung meninggalkan aturan-aturan islam. Kelompok ini sering disebut muslim liberal yang mereduksi transendensi agama atas nama kebebasan. Karakter dan akar historis dari kedua model Islam itu banyak ditemukan dalam perjalanan sejarah hidup kebangsaan dan berkenegaraan Indonesia.
Namun, di antara kecenderungan ekstrim itu, masih ada kelompok mayoritas yang selalu mengedepankan pemahaman keagamaan yang moderat, yang menyandingkan kesalehan ritual dengan kesalehan sosial, keyakinan beragama dengan toleransi terhadap berbagai bentuk keragaman keyakinan dan budaya.
Banyaknya kejadian pengeboman sebagai aksi teror yang dilakukan segelintir orang dengan mengatasnamakan agama. ‘Jihad’ itulah kata sakral yang selalu didengungkan, tentu saja dengan penafsiran yang sedikit di simpangkan. Kita harus ingat bahwa Islam yang ajarannya bersumber utama dari Quran dan Hadis pasti benar, tak ada yang salah-termasuk ajaran tentang jihad. Namun banyak penafsiran ajaran itulah yang bisa salah.
Kemudian mengapa banyak umat Islam banyak bertingkah seperti “preman” yang beranggapan bahwa di luar mereka itu salah yang sebenarnya mereka sendiri juga tidak benar. Citra keras dan teroris yang menempel dalam islam adalah merupakan imbas dari perlakuan dunia terhadap kelompok kaum muslin. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di luar Indonesia banyak mencul penindasan tehadap kaum muslimin. Dunia diam dengan kejadian tersebut kaum Islam di jadikan kelinci percobaan berbagai macam senjata sebagai sasaran tembak dan masih banyak bentuk lain pelakuan buruk terhadap islam. Mereka bebas menghina islam dari mulai betuk seni “karikartun, tari, film“ hingga ke forum diskusi.
Apakah salah bila akan memunculkan kelompok-kelompok islam yang garang yang siap melibas kaum kafir yang identik memusuih islam. Agama yang sesungguhnya memiliki arti sangat ideal sebagai perekat, tali persaudaraan, faktor ketenteraman kehidupan, ternyata berbalik menjadi alat legitimasi perilaku yang menakutkan, mencemaskan (anarkis).
Kita tidak bisa menyalahkan kepada kelompok siapa pun; yang terpenting adalah bagaimana umat Islam mampu melakukan introspeksi diri dengan cara pembenahan cara beragama (keberagamaan) sehingga tercipta ketenangan, ketenteraman kehidupan sosial. Artinya, bagaimana umat Islam mampu menjalankan ajaran agama secara utuh dan komprehensif agar agama bisa menjadi kontribusi dalam proses pembangunan, akhirnya terwujud tampilan (profil) para pemeluk agama yang santun , damai, serta harmonis (tidak anarkis).
Islam telah mengajarkan bahwa ada dua sumber untuk menemukan kebenaran, yaitu dengan jalan melihat ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan sumber utama dan hadist nabi Muhammad SAW sebagai pelengkap atau penyempurna. Keberhasilan sebuah tindakan ditentukan oleh sejauh mana umat beragama mampu menangkap kebenaran di dalam kedua sumber tersebut sebagai pedoman hidup di dunia, serta sejauh mana tingkat keseimbangan dalam memahami kebenaran islam secara utuh.
Sobat sekarang banyak kita jumpai berbagai peristiwa yang mengatasnamakan islam seperti pengeboman penyebar ketakutan, konfoi berkopiah di jalanan yang menimbulkan kemacetan lalulintas, belum lagi organisasi keislaman yang punya hobi swiping dan masih banyak lagi.
Semua itu sah-sah aja asal di lakukan dengan santun tidak menimbulakan keresahan orang lain disekitarnya. Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim tidak bisa di hindari akan munculnya seperti itu karena merupakan wujud ekspresi salah satu kelompok tertentu, dari berbagai macam peristiwa dan tindakan terhadap kaum muslimin di berbagai muka bumi ini.
Sebetulnya Islam adalah agama yang santun yang mengajarkan umatnya untuk bisa menghormati kelompok lain. Kekerasan bukanlah wajah asli Islam ataupun agama lain, ia hanyalah ‘sisi buram’ kesalahan umat beragama dalam memahami ajaran agamanya secara dangkal. Di sisi lain, sejarah membuktikan bahwa kekerasan yang terjadi dengan mengatasnamakan agama kerapkali terjadi hanya untuk menutupi motif lain (kepentingan dan kehormatan diri, keunggulan ekonomi, ketakutan dan naluri berkuasa) di luar agama.
Akhir-akhir ini dengan perkembangan zaman, di Indonesia banyak muncul sekelompok kecil islam yang menafsirkan Islam secara tekstual, literal dan bahkan melampaui batas ortodok. Inilah yang sering disebut sebagai kelompok fundamentalistik, yang berupaya melakukan perubahan keadaan yang di anggap menyimpang dan tidak sesuai ajaran islam mereka rela mengacungkan pedang ataupun kekerasan bersenjata.
Di lain pihak ada golongan Islam yang mendefinisikan agamanya dengan sangat longgar dan cenderung meninggalkan aturan-aturan islam. Kelompok ini sering disebut muslim liberal yang mereduksi transendensi agama atas nama kebebasan. Karakter dan akar historis dari kedua model Islam itu banyak ditemukan dalam perjalanan sejarah hidup kebangsaan dan berkenegaraan Indonesia.
Namun, di antara kecenderungan ekstrim itu, masih ada kelompok mayoritas yang selalu mengedepankan pemahaman keagamaan yang moderat, yang menyandingkan kesalehan ritual dengan kesalehan sosial, keyakinan beragama dengan toleransi terhadap berbagai bentuk keragaman keyakinan dan budaya.
Banyaknya kejadian pengeboman sebagai aksi teror yang dilakukan segelintir orang dengan mengatasnamakan agama. ‘Jihad’ itulah kata sakral yang selalu didengungkan, tentu saja dengan penafsiran yang sedikit di simpangkan. Kita harus ingat bahwa Islam yang ajarannya bersumber utama dari Quran dan Hadis pasti benar, tak ada yang salah-termasuk ajaran tentang jihad. Namun banyak penafsiran ajaran itulah yang bisa salah.
Kemudian mengapa banyak umat Islam banyak bertingkah seperti “preman” yang beranggapan bahwa di luar mereka itu salah yang sebenarnya mereka sendiri juga tidak benar. Citra keras dan teroris yang menempel dalam islam adalah merupakan imbas dari perlakuan dunia terhadap kelompok kaum muslin. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di luar Indonesia banyak mencul penindasan tehadap kaum muslimin. Dunia diam dengan kejadian tersebut kaum Islam di jadikan kelinci percobaan berbagai macam senjata sebagai sasaran tembak dan masih banyak bentuk lain pelakuan buruk terhadap islam. Mereka bebas menghina islam dari mulai betuk seni “karikartun, tari, film“ hingga ke forum diskusi.
Apakah salah bila akan memunculkan kelompok-kelompok islam yang garang yang siap melibas kaum kafir yang identik memusuih islam. Agama yang sesungguhnya memiliki arti sangat ideal sebagai perekat, tali persaudaraan, faktor ketenteraman kehidupan, ternyata berbalik menjadi alat legitimasi perilaku yang menakutkan, mencemaskan (anarkis).
Kita tidak bisa menyalahkan kepada kelompok siapa pun; yang terpenting adalah bagaimana umat Islam mampu melakukan introspeksi diri dengan cara pembenahan cara beragama (keberagamaan) sehingga tercipta ketenangan, ketenteraman kehidupan sosial. Artinya, bagaimana umat Islam mampu menjalankan ajaran agama secara utuh dan komprehensif agar agama bisa menjadi kontribusi dalam proses pembangunan, akhirnya terwujud tampilan (profil) para pemeluk agama yang santun , damai, serta harmonis (tidak anarkis).
Islam telah mengajarkan bahwa ada dua sumber untuk menemukan kebenaran, yaitu dengan jalan melihat ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan sumber utama dan hadist nabi Muhammad SAW sebagai pelengkap atau penyempurna. Keberhasilan sebuah tindakan ditentukan oleh sejauh mana umat beragama mampu menangkap kebenaran di dalam kedua sumber tersebut sebagai pedoman hidup di dunia, serta sejauh mana tingkat keseimbangan dalam memahami kebenaran islam secara utuh.
Kamis, 06 Mei 2010
Berkedok Jilbab
.
Sobat kemajuan teknologi benar-benar membuat kita pusing, bukan karena manfaatnya yang baik buat kehidupan manusia dan peradabanya tetapi kemajuan teknologi tersebut di salah gunakan. Anda pernah melihat atau mungkin sering menjumpai tatkala kita di depan komputer sedang asik mencari artikel tanpa tidak sengaja akan muncul gambar tubuh molek dengan pose menantang, yang anehnya pose wanita tersebut mengenakan kerudung atau jilbab.
Bahkan banyak tempat kita jumpai berbagai macam CD film porno dengan mengekspos wanita berjilbab. Kemajuan teknologi tersebut tersaji juga pada perangkat telepon seluler di tandai munculnya gambar-gambar porno berjilbab yang dengan mudah di dapat melalui pesan berantai lewat handpon, bahkan di kantor instansi pemerintah/swasta para karyawannya tidak sedikit yang mengoleksi film-film tersebut tersimpan rapi di komputer yang pada saat jam istirahat sebagai hiburan selingan. Bahkan wanita berpose telanjang dengan memakai jilbab muncul di berbagai situs dan website hingga yang sedang tenar di jejaring sosial seperti facebook.
Bukan menjadi rahasia lagi jilbab adalah merupakan busana muslimin yang dalam ajaran Islam sangat di wajibkan memakainya. Tetapi kenapa banyak kita jumpai jilbab di salah gunakan untuk memfitnah atau menyudutkan umat islam yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri, apakah mereka tidak tahu atau memang sengaja mengeksposnya.
Islam sebagai agama yang bersifat universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat aturan/hukum-hukum yang mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun perempuan, yang pada intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan digunakan sebagai penutup aurat sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur'an. Firman Allah :
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al A'raaf (7) : 26-27)
Ayat tersebut merupakan gambaran bahwa betapa pentingnya Jilbab bagi kaum muslimin. Kenapa hal-hal seperti itu di tampilkan. Seandainya yang memasang foto tersebut seorang Islam jelas keimanan mereka sangat dangkal dan tidak punya rasa tanggung jawab terhadap kemurnian agamanya, jangan beralasan bahwa tampilan tersebut hanya untuk kesenangan, iseng, hobi atau maksud lain, tetapi akibatanya sungguh sangat memalukan dan melukai umat Muslim. Bila yang menampilkan dari golongan orang kafir, non muslim apa maksud dan tujuannya?. Berarti mereka menabuh genderang perang.
Tentu saja kita sebagai umat muslim terasa amat terganggu, Islam yang mengajarkan budi luhur sopan santun terhadap umatnya begitu saja di lecehkan oleh orang-orang yang dengki ataupun orang yang munafik. Islam adalah agama damai, agama penuh toleransi, agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta menentang pengrusakan atau pembunuhan, baik dilakukan secara massif atau terhadap individu.
Ada lima hak asasi manusia yang sangat dihormati dan dipelihara oleh agama Islam, yaitu Agama, Nyawa, Harta, Nasab dan Kehormatan. Siapun yang melakukan pelecehan dan tindak kejahatan terhadap kelima hak asasi manusia tersebut tidak bisa diterima, dan Islam memberikan hukuman yang sangat berat terhadap pelakunya. Allah swt. berfirman:
“Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain (bukan karena qishash), atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan ia membunuh manusia seluruhnya; dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” Al-Maidah: 32
Islam melarang menggunakan segala cara untuk meraih tujuan. Dalam suasana kecamuk perang sekalipun, Islam memberikan rambu-rambu dan etika berperang: tidak boleh membunuh orang yang telah menyerah, tidak boleh membunuh wanita, orang tua, anak kecil, tidak boleh merusak tanaman, atau tempat ibadah. Tawanan perang dalam Islam juga dijaga dan diperlakukan secara manusiawi.
Oleh karena itu, setiap tindak kekerasan, pembunuhan atau pemboman, maka tindakan itu tidak bisa ditolelir, tidak bisa diterima, siapapun pelakunya, apapun agamanya. Dan Islam berlepas diri dari tindakan tersebut.
Seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dimana keimanannya itu diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan perbuatan sehari-hari. Dan pengamalan dari keimanan ini adalah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mengenakan jilbab bagi seorang wanita adalah merupakan suatu perintah dari Allah SWT dimana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan berdosa. Hal ini didasarkan atas perintah Allah dalam surat surat An Nuur ayat 31
"Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita"
Jadi amatlah disayangkan apabila kita menjumpai foto-foto bugil berjilbab hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti meghina, memfitnah kaum Islam. Bagi yang merasa Islam hentikan memajang atau mengedarkan foto-foto atau film-film yang merusak citra Agamamu sendiri. Jangan jadikan agamamu sebagai bahan tertawaan dan olok-olok kaum kafir, perkuat keimanan jangan mudah tergoda ke perbuatan yang melanggar aturan agamamu seperti maksiat zina karena sesungguhnya perbuatan tersebut amatlah tercela di mata Alloh. Karena sesungguhnya mereka orang kafir sebenarnya menginginkan wanita berjilbab itu terlihat bugil, telanjang atau menjadi pelacur sungguh fitnah yang luar biasa sempurna.
Sobat kemajuan teknologi benar-benar membuat kita pusing, bukan karena manfaatnya yang baik buat kehidupan manusia dan peradabanya tetapi kemajuan teknologi tersebut di salah gunakan. Anda pernah melihat atau mungkin sering menjumpai tatkala kita di depan komputer sedang asik mencari artikel tanpa tidak sengaja akan muncul gambar tubuh molek dengan pose menantang, yang anehnya pose wanita tersebut mengenakan kerudung atau jilbab.
Bahkan banyak tempat kita jumpai berbagai macam CD film porno dengan mengekspos wanita berjilbab. Kemajuan teknologi tersebut tersaji juga pada perangkat telepon seluler di tandai munculnya gambar-gambar porno berjilbab yang dengan mudah di dapat melalui pesan berantai lewat handpon, bahkan di kantor instansi pemerintah/swasta para karyawannya tidak sedikit yang mengoleksi film-film tersebut tersimpan rapi di komputer yang pada saat jam istirahat sebagai hiburan selingan. Bahkan wanita berpose telanjang dengan memakai jilbab muncul di berbagai situs dan website hingga yang sedang tenar di jejaring sosial seperti facebook.
Bukan menjadi rahasia lagi jilbab adalah merupakan busana muslimin yang dalam ajaran Islam sangat di wajibkan memakainya. Tetapi kenapa banyak kita jumpai jilbab di salah gunakan untuk memfitnah atau menyudutkan umat islam yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri, apakah mereka tidak tahu atau memang sengaja mengeksposnya.
Islam sebagai agama yang bersifat universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat aturan/hukum-hukum yang mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun perempuan, yang pada intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan digunakan sebagai penutup aurat sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur'an. Firman Allah :
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al A'raaf (7) : 26-27)
Ayat tersebut merupakan gambaran bahwa betapa pentingnya Jilbab bagi kaum muslimin. Kenapa hal-hal seperti itu di tampilkan. Seandainya yang memasang foto tersebut seorang Islam jelas keimanan mereka sangat dangkal dan tidak punya rasa tanggung jawab terhadap kemurnian agamanya, jangan beralasan bahwa tampilan tersebut hanya untuk kesenangan, iseng, hobi atau maksud lain, tetapi akibatanya sungguh sangat memalukan dan melukai umat Muslim. Bila yang menampilkan dari golongan orang kafir, non muslim apa maksud dan tujuannya?. Berarti mereka menabuh genderang perang.
Tentu saja kita sebagai umat muslim terasa amat terganggu, Islam yang mengajarkan budi luhur sopan santun terhadap umatnya begitu saja di lecehkan oleh orang-orang yang dengki ataupun orang yang munafik. Islam adalah agama damai, agama penuh toleransi, agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta menentang pengrusakan atau pembunuhan, baik dilakukan secara massif atau terhadap individu.
Ada lima hak asasi manusia yang sangat dihormati dan dipelihara oleh agama Islam, yaitu Agama, Nyawa, Harta, Nasab dan Kehormatan. Siapun yang melakukan pelecehan dan tindak kejahatan terhadap kelima hak asasi manusia tersebut tidak bisa diterima, dan Islam memberikan hukuman yang sangat berat terhadap pelakunya. Allah swt. berfirman:
“Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain (bukan karena qishash), atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan ia membunuh manusia seluruhnya; dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” Al-Maidah: 32
Islam melarang menggunakan segala cara untuk meraih tujuan. Dalam suasana kecamuk perang sekalipun, Islam memberikan rambu-rambu dan etika berperang: tidak boleh membunuh orang yang telah menyerah, tidak boleh membunuh wanita, orang tua, anak kecil, tidak boleh merusak tanaman, atau tempat ibadah. Tawanan perang dalam Islam juga dijaga dan diperlakukan secara manusiawi.
Oleh karena itu, setiap tindak kekerasan, pembunuhan atau pemboman, maka tindakan itu tidak bisa ditolelir, tidak bisa diterima, siapapun pelakunya, apapun agamanya. Dan Islam berlepas diri dari tindakan tersebut.
Seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dimana keimanannya itu diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan perbuatan sehari-hari. Dan pengamalan dari keimanan ini adalah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mengenakan jilbab bagi seorang wanita adalah merupakan suatu perintah dari Allah SWT dimana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan berdosa. Hal ini didasarkan atas perintah Allah dalam surat surat An Nuur ayat 31
"Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita"
Jadi amatlah disayangkan apabila kita menjumpai foto-foto bugil berjilbab hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti meghina, memfitnah kaum Islam. Bagi yang merasa Islam hentikan memajang atau mengedarkan foto-foto atau film-film yang merusak citra Agamamu sendiri. Jangan jadikan agamamu sebagai bahan tertawaan dan olok-olok kaum kafir, perkuat keimanan jangan mudah tergoda ke perbuatan yang melanggar aturan agamamu seperti maksiat zina karena sesungguhnya perbuatan tersebut amatlah tercela di mata Alloh. Karena sesungguhnya mereka orang kafir sebenarnya menginginkan wanita berjilbab itu terlihat bugil, telanjang atau menjadi pelacur sungguh fitnah yang luar biasa sempurna.
Langganan:
Postingan (Atom)