Saya merenung,
sebentar lagi saya menginjak usia 40 tahun pikiranku menerawang jauh ke tempat
yang tidak jelas arahnya. Dalam benak saya apa yang telah saya dapat di usia
tersebut untuk ukuran kesuksesan dunia relatife, minimal cukup tidak mengalami
kesulitan material, untuk ukuran agama ? saya hanya diam merenung…. Apakah ini bentuk frustasi
saya karena masalah pekerjaan yang sangat tidak menentu ? tapi saya anggap itu
hal biasa.
Andai jatah hidup saya
60 tahun, berarti sisa hidup saya sangatlah sedikit. Duh! Betapa singkatnya
hidup ini. Jika demikian, betapa tidak akan terasa menjalani sisa hidup yang
lebih pendek lagi; 20 tahun, 12 tahun, 2 tahun, atau malah cuma dua hari lagi.
Kalau selama ini di habiskan hanya untuk keperluan dunia dari fajar hinggi terbenamnya
matahari atau bahkan lebih. Dan selebihnya untuk mencari bekal akherat kelak,
itupun tidak selalu rutin, oh.. celakalah saya..
Usia 40 tahun banyak
orang menganggap usia yang matang dan batas seseorang untuk memperoleh
kesuksesan. Di usia tersebut manusia telah menjalani setangah perjalanan hidup
yang di gariskan. Seandainya di usia tersebut hidup seseorang masih biasa biasa
saja berarti orang tersebut bisa di sebut gagal, tetapi seandainya orang
tersebut mendapatkan materi yang lebih dari cukup berarti secara dunia orang
tersebut mengalami kesuksesan. Demikian juga dengan untuk urusan Agama, apa
yang telah di dapat dari usia 40 tahun tentang urusan Agama (akherat) ? yang
tau hanya kita sendiri.
Mengapa umur 40 tahun begitu penting? Dalam tradisi Islam, usia manusia diklasifikasikan menjadi 4
(empat) periode, yaitu 1) periode kanak-kanak atau thufuliyah, 2) periode muda atau syabab, 3) periode dewasa atau kuhulah, dan 4) periode tua atau syaikhukhah. Periode kanak-kanak itu mulai lahir hingga baligh, muda mulai dari usia baligh sampai 40 tahun, dewasa
usia 40 tahun sampai 60 tahun, dan usia tua dari 60-70 tahun.
Dengan
demikian usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa
mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh yang disebut dengan usia dewasa
madya (paruh baya) atau kuhulah. Pakar psikologi Elizabet B.
Hurlock, mengatakan “masa dewasa awal”
atau “early adulthood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum
sampai kira-kira usia 40 tahun. Selanjutnya adalah masa setengah baya atau
“middle age”, yang umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan berakhir pada usia 60
tahun. Dan akhirnya, masa tua atau “old age” dimulai sejak berakhirnya masa
setengah baya sampai seseorang meninggal dunia.
Kejiwaan
pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap
agama (religiusitas dan spiritualisme) setelah pada masa-masa
sebelumnya minat terhadap agama itu boleh jadi kecil sebagaimana diungkapkan
oleh banyak pakar psikologi sebagai “least religious period of life”.
Maka
patutlah jika usia 40 tahun tertulis dalam al-Qur’an. Dan karenanya, tidaklah
heran jika para Nabi diutus pada usia 40 tahun. Nabi Muhammad saw. diutus
menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain,
mereka diutus menjadi nabi ketika usia mereka genap 40 tahun. kecuali Nabi Isa
as. dan Nabi Yahya as.
Di
beberapa negarapun, untuk menduduki jabatan-jabatan elit yang strategis,
seperti kepala negara, disyaratkan harus telah berusia 40 tahun. Seperti,
Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun. Soeharto menjadi presiden pada
umur 46 tahun. J.F. Kennedy 44 tahun. Bill Clinton 46 tahun. Paul Keating 47
tahun. Sementara Tony Blair 44 tahun.
Keistimewaan usia 40 tahun tercermin
dari sabda Rasulullah saw.,
العَبْدُ
الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً خَفَّفَ اللهُ تَعَالَى حِسَابَهُ ،
وَإِذَا بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ ،
وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِيْنَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَإِذَا بَلَغَ
ثَمَانِيْنَ سَنَةً ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ ،
وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِيْنَ سَنَةً غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا
تَأَخَّرَ وَشَفَّعَهُ اللهُ تَعَالَى فِى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَكَتَبَ فِى
السَّمَاءِ أَسِيْرَ اللهِ فِى أَرْضِهِ – رواه الإمام أحمد
Seorang hamba muslim bila usianya
mencapai empat puluh tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan
amalnya). Jika usianya mencapai enam puluh tahun, Allah akan memberikan
anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepada-Nya. Bila usianya mencapai
tujuh puluh tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika
usianya mencapai delapan puluh tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya
dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai sembilan puluh
tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang
belakangan, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya,
serta Allah akan mencatatnya sebagai “tawanan Allah” di bumi. (H.R. Ahmad)
Dan
Allah Ta'ala mempertegas lagi dalam firmanya,
حَتَّى
إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ
أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ
أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ
إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"." (QS.
Al-Ahqaf: 15).
Ayat di atas mengisyaratkan, seseorang
yang sudah mencapai umur 40 tahun berarti akalnya sudah sampai pada tingkat
kematangan berfikir serta sudah mencapai kesempurnaan kedewasaan dan budi
pekerti. Sehingga secara umum, tidak akan berubah kondisi seseorang. Saat sudah
menginjak usia 40 tahun hendaknya seseorang mulai meningkatkan rasa syukurnya
kepada Allah SWT juga kepada orang tuanya.
Nah bagi kita kita yang sebentar
lagi atau sudah atau mungkin juga telah melampaui usia tersebut, sudah
sepantasnyalah intropeksi diri, apa yang telah kita capai diusia 40 tahun. Jangan
lantas bangga atau bahkan merasa rugi karena belum mencoba merasakan bermacam
kemaksiatan yang ada di dunia. Justru harusnya digenjot lagi untuk selalu
beramal sholeh, untuk bekal nanti dari kehidupan selanjutnya.. sory bukan gue
sok jago….